Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About

Blogger templates

Blogger news

RSS

Cerita Pendek



KadoUntukIbu


Disebuah keluarga sederhana tinggalah seorang Ayah dan kedua anaknya. Ayah itu bernama pak Adit, anak pertama Kiki dan aku sebagai anak kedua namaku Adel Safitri.
Ayahku adalah sosok Ayah yang sangat bijaksana, Ayah yang slalu menjaga anaknya,  Ayah yang sangat perhatian terhadap anaknya. Tak heran aku dan kak Kiki sangat menyayanginya dan selalu menghormatinya.Ibu kami meninggal waktu kak Kiki duduk di kelas 3 SMK dan aku masih duduk di kelas 1 SMP.
Hari itu sebelum Ibu meninggal aku berada di rumah teman untuk belajar kelompok dan pulangnya sore.Sementara kak Kiki di rumah dan Ayah ada di sawah. Waktu sampai rumah, nenekku yang dari Ibuku menungguiya.
“Ki, nenek pulang dulu sebentar, jagain Ibu kamu di kamar.” Kata nenek.
“Iya nek.” Jawab singkat kakak yang sedang membenarkan sepedanya.
Setelah berganti baju lalu aku ke kamar Ibu bermaksud untuk menjaganya. Tapi di dalam sudah ada kakak lalu aku masuk saja.
“Buk .. “ panggil kakak
Tapi tak ada jawaban lalu kakak mencoba untuk mendekati Ibu untuk memastikan Ibu tidak kenapa-kenapa.Kakak mengoyangkan tubuh Ibu lalu memegang tangan Ibu.Tapi ternyata Ibu sudah tidak bernapas.
“Kak, Ibu kenapa?” tanyaku
“I..buu … Ibu sudah pergi dik” kata kakak sambil terbata-bata
Aku hanya diam mendegar jawaban dari kakak.Seketika badanku lemas dan air mataku mengalir deras dengan sendirinya.Lalu kakak memanggil nenek dan lansung memberitahu Ayah yang ada di sawah. Nenek datang dengan tetangga yang lainnya disusul dengan Ayah.Berita meninggalnya Ibu cepat menyebar hingga banyak orang yang berdatangan di rumahku.
Keesokan harinya persiapan untuk mengebumikan jenazah Ibu dengan dibantu masyarakat setempat.Selesai mengebumikan jenazah Ibu kami pulang ke rumah.Aku pun mulai mengiklaskan kepergian Ibu.
“Hari berkabung sudahlah berlalu.Aku janji aku akan jadi anak yang rajin ,anak yang pintar dan anak yang bisa banggain Ibu. Supaya Ibu tidak kecewa karna telah mendidik aku dan membesarkan aku.”Kataku dalam hati
Saat kepergian Ibu aku mulai menekuni mapel-mapel di sekolah.Belajar dengan sungguh-sungguh dan rajin dari sebelumnya.
“AKU PASTI BISA.” Semangatku
Waktu tak terasa lama sudah 3 tahun aku belajar di SMP dan hasilnya sangat memuaskan. Aku masuk 5 besar.Aku pun juga mendapatkan beasiswa dari SMA favorit.Sementara disisi lain kakakku juga lulus SMK dan tidak berniat melanjutkan keperguruan tinggi tapi kak Kiki lebih memilih merantau di Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Keesokan harinya aku pergike SMA yang telah memberikan beasiswa kepadaku. Ternyata di sana banyak siswa yang ingin mendaftarkan juga. Aku pun mendaftarkan diri dengan membawa surat beasiswa yang diberikan kemarin.
Pendaftaran sudah berlalu, waktunya untuk murid yang di terima menyiapkan diri untuk mengikuti MOS. MOS berlangsung selama 3 hari. Pagi harinya kami sudah siap untuk mengikuti pelajaran seperti biasanya sesudah hari MOS itu selesai. Aku pun mencari teman baru.Dan aku mendapatkannya. Dia sangat baik. Di SMA aku mulai menujukkan kepintaranku. Karna aku sangat cekatan dan semua teman pun hampir mengenal aku.
Bulan berganti bulan. Tiga tahun hampir berlalu. Hingga saat itu kami menghadapi UN. Waktu pengumuman pun tiba orang tua kami di panggil untuk mengambil hasilnya.Hari itu kami sangat tegang, jantung kami berdebar tak menentu menanti hasilnya. Hingga Ayahku datang menghampiriku.
“Adik, ayah sangat bangga terhadapmu.”Kata ayah sambil mengasihkan hasil UNnya. Aku pun segera membuka hasilnya dan Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang baik. Kami segera pulang dan memberitahukan kepada nenek dan kakak Kiki yang ada di Jakarta.Mereka juga sangat senang mendegarnya.
Disisi lain pihak UNDIP ( UniversitasDiponegoro) Semarang mencari siswa yang berprestasi dengan melihat hasil UN anak-anak di beberapa sekolah. Pihak UNDIP akan membeasiswai untuk berkuliah di UNDIP. Pihak UNDIP kemudian mengirimkan surat itu ke siswa yang berhak mandapatkan beasiswa dan salah satunya aku.
“Tokk tokk tokk … permisii .” kata pak pos surat
“Iya..ada apa ya pak.”tanyaku
“Benar ini rumah Adel Safitri ?” lanjutnya
“Iya” jawab kusingkat
“Ini ada surat untuk kamu.”kata pak pos sambil pergi
“Terima kasih pak.”Jawabku
Dengan penasaran aku langsung membuka surat itu. Isinya bahwa aku mendapatkan beasiswa dari UNDIP. Aku pun sangat senang sekali membacanya. Kemudian aku memberitahukan hal ini terhadap Ayahku. Ayahku juga sangat bahagia mendengarnya.
Pagi harinya aku dan Ayahku pergi ke Universitas itu.Sampainya disana aku pun lansung menemui Rektornya atau bisa dibilang kepala Universitasnya. Setelah berbincang-bincang dan hasilnya aku diterima dengan surat  keputusan beasiswa kemarin yang aku dapatkan. Setelah itu aku mencari kos-kosan utukku tempati. Aku pun mendapatkannya di dekat UNDIP. Lalu Ayahku pun pulang setelah mengantarkan aku di kosan.
Satu minggu berlalu untuk pendaftaran. Paginya aku bersiap masukke Universitas itu. Aku mengambil jurusan kedokteran. Setelah aku masuk kelas ternyata banyak yang mengambil kejurusan kedokteran juga. Setelah beberapa bulan kuliah mahasiswanya sangat baik, bahkan pintar-pintar.Aku menjadi sangat nyaman kenal dengan mereka.
Empat tahun tak terasa hampir berlalu.Hingga pada akhirnya aku hampir mendapat gelar S1, setelah mengumpulkan hasil skripsi terakhirnya. Keesokan harinya kami mendapat pengumuman dari pihak UNDIP tentang kelulusan kami. Kami masuk kelas kami masing-masing. Pak Dosen datang dan memberitahukannya bahwa katanya kelas ini lulus semua dan siap diwisuda. Kami pun sangat bahagia. Hingga akhirnya kami diperbolehkan pulang untuk segera memberitahukan kepada orang tua kita. Aku pun memberitahu Ayah dengan  menelfonnya.
Hallo , Assalammualaikum Ayah, aku lulus besok pagi aku diwisuda, Ayah sore ini kesiniya.”Kataku
“Walaikumsalam. Iya, Ayah pasti datang buat anak Ayah.” Jawabnya
Sore itu pun Ayah pergi dan malam sampailah di kosanku. Keesokan harinya aku dan Ayahku sampai di UNDIP dan aku siap untuk diwisuda. Acaranya pun berlangsung. Dari kesekian banyak mahasiswa satu persatu di panggil berdasarkan urutannya dan nilainya. Salah satunya namaku disebut. Aku pun langsung kedepan untuk menerima sertifikat semacam Ijazah kelulusan.
“Selamatya.”Kata rektornya sambil membenarkan topiku.
“terima kasih pak.” Jawabku.
Ayahku pun bahagia melihatku berdiri di atas sana.
“Ibu ,akhirnya aku bisa membuktikan bahwa aku bisa. Aku mampu memenuhi janjiku padamu. Aku mampu membuatmu kagum padaku. Ibu tidak sia-sia engkau membesarkan dan mendidik aku. Sekarang aku telah memetik hasilnya. Aku Sayang Ibu” Kataku dalam hati.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar